Deskripsi
Penulis: FILDA PRATIWI
ISBN: Sedang Diajukan
e-ISBN : Sedang Diajukan
Kertas: Bookpaper 52 Gram
Ukuran: 13 x 19 cm / Doff
Jumlah Hal: BW 282 Halaman
SINOPSIS
Dari tribun penonton, tatapan Kia tak lepas dari cowok jangkung bernomor punggung 07. Dia tengah bersandar di tiang gawang seraya meneguk air mineral dengan terburu-buru, membuat sebagian airnya tumpah membasahi lehernya. Daya pikatnya begitu kuat, bagaimana ketika dia ber-tos ria bersama teman satu timnya setelah berhasil mencetak gol, bagaimana ketika dia dengan lincah berebut bola dengan lawan, bagaimana ketika dia menyugar rambutnya yang basah oleh keringat.
Kia akui bahwa pesona cowok futsal memang sulit untuk ditolak. “Jadi dia yang namanya Dava?”
Nama ‘Dava’ memang langganan jadi bahan gosip cewek-cewek teman sekelasnya. Hampir setiap hari pasti ada saja informasi yang berkaitan dengan cowok itu, contohnya seperti;
“Jok belakang Dava masih kosong, kira-kira ntar siapa yang bakal debut di boncengan dia?”
“Siapa, sih, yang berani nolak pesona cowok tinggi, wangi, alis tebel, style-nya pakai kaus Polo, terus motornya Kawasaki 250 kayak Dava?”
“Pas hari batik kemarin, Dava pake batik warna cokelat yang lengannya digulung sampe ke siku, vibes-nya kayak mau ngelamar gue tau nggak, sih?!”
Lebay banget, kan, mereka semua? Tapi Kia juga tidak mau munafik. Kenyataannya Dava memang cakep, sih. Kalau dia ketawa, timbul lesung pipi berbentuk bulan sabit di pipi kanannya, matanya menghilang, menyisakan garis lengkung saja. Senyumnya Dava bisa membuat cewek-cewek langsung berpikiran mau pakai adat apa saat resepsi nanti.
“Nah, iya! Jadi dia yang namanya Dava. Ganteng, kan?” Dinda menyahut dengan antusias.
“Ganteng, sih. Manis.”
“Cieee, Kia, bisa kali,” goda Diva sambil mengedipkan sebelah mata.
“Gue cuma bilang ganteng, bukan berarti suka, ya.”
Tapi kayaknya dikit lagi suka.
“Ih, nggak apa-apa kali kalo lo beneran naksir! Ntar gue bantuin sampai jadian!” Diva girang banget. “Dia cees-nya Mahesa—cowok gue. Kalo lo jadian sama Dava, nanti kita bisa double date!”
“Idih, mana ada gue naksir, tuh, cowok!”
Mulut memang bisa berbohong, tapi tidak dengan matanya yang terus mengikuti setiap pergerakan Dava. Dia amati cowok itu lekat-lekat, hingga pertandingan berakhir dan dimenangkan oleh tim futsal SMA Pertiwi.
Padahal Dava yang menerima piala, tapi Kia ikut merasa bangga. Lima anggota tim futsal SMA Pertiwi berkumpul membentuk formasi untuk sesi pengambilan foto. Lagi-lagi mata nakalnya itu tak bisa lepas dari Dava yang berdiri di tengah-tengah sambil membawa piala. Kaus futsalnya melekat di tubuhnya akibat keringat.
Oke, sekarang Kia setuju dengan ucapan Diva kalau cowok akan terlihat dua kali lipat lebih tampan saat keringatan habis olahraga.
Dan dari sini, Kia menarik sebuah kesimpulan bahwa...
Kayaknya gue bakalan suka sama, tuh, Kapten Futsal!
***
FILDA PRATIWI
Penulis