Deskripsi
Penulis: Sairaakira
ISBN: Sedang Diajukan
e-ISBN : Sedang Diajukan
Kertas: Bookpaper 52 Gram
Ukuran: 14 x 20,5 cm / Doff
Jumlah Hal: BW 600 Halaman
Prolog: Setelah Perang
Peristiwa mengejutkan itu benar-benar mengguncangkan After Earth. Setelah kedamaian tercipta dan terjalin kompromi di antara Jenderal Akira dan Cesar serta Pemberontak Bendera Merah berhasil dipadamkan untuk kedua kalinya, semua orang berpikir bahwa After Earth akan menjalani masa kedamaian selama beberapa waktu ke depan, memfokuskan diri untuk membangun kejayaan dan kemakmuran rakyat di dalam persatuan dan keinginan untuk menghindari konflik. Namun, siapa yang menyangka bahwa Jenderal Siberia, salah satu jenderal kepercayaan Jenderal Akira sendiri yang dulu merupakan seorang jenderal senior dan tangan kanan dari Jenderal Moroko, ayah dari Jenderal Akira yang pernah bahu-membahu bersama-sama dengan Jenderal Moroko untuk memusnahkan Organisasi Pemberontak Bendera Merah generasi pertama, ternyata menyimpan keinginan dan ambisi untuk menguasai After Earth dan menggulingkan pemerintahan Jenderal Akira?
Sayangnya, dari semua variabel yang sudah direncanakan oleh Jenderal Siberia untuk menguasai kepemimpinan After Earth, ada satu hal yang lupa diperhitungkannya, yaitu Seville, putrinya yang menjadi gila karena dia memaksakan ambisinya untuk mendapatkan seorang anak yang sempurna. Ketika dendam seorang anak yang ditekan seumur hidupnya oleh ayahnya sendiri memuncak dalam kegilaannya, Seville akhirnya menjadi titik akhir bagi Jenderal Siberia, menggunakan pisaunya untuk mengakhiri nyawa sang jenderal. Semua kejadian menghebohkan itu terasa berlangsung secepat kilat di mata orang lain yang hanya menjadi penonton dalam lingkaran luar dan tak terlibat. Namun, bagi mereka yang berkutat di dalam konflik, segala sesuatunya berhubungan dengan darah dan nyawa orang tercinta mereka.
Di rumah sakit saat ini, dua nyawa sedang meregang seolah mencoba bertahan dan berkelit menjauhi titik ajal yang sudah menanti di depan sana. Cesar tampak merenung dan mengerutkan kening, memilih menunggu di tempat netral dan tak memihak. Pada saat itulah, salah seorang militer hitam datang dengan membawa Madrid, salah seorang panglima tangan kanan Jenderal Siberia yang pada akhirnya memilih untuk berbalik arah dan mendukung After Earth serta memunggungi Jenderal Siberia, demi menyelamatkan Seville, perempuan yang ada di dalam hatinya sejak lama.
Juga India... istri Letnan Paris. Selama ini, tidak pernah ada yang bisa membayangkan bahwa Letnan Paris akan memiliki seorang istri, mengingat sang letnan mendapatkan diagnosa sebagai seorang psikopat yang menyimpan nuansa buas gelap dan haus darah di dalam hatinya dan dianggap tak sanggup mencintai. Akan tetapi, semua pergolakan ini, yang berujung dengan kehamilan India dan berpadu dengan terjebaknya India di tengah-tengah konflik antara Jenderal Siberia dan After Earth serta melibatkan kegilaan Seville, membuat India pada akhirnya menjadi korban, terluka parah oleh tusukan pisau yang nyaris merenggut nyawanya. Kali ini, kondisi India sangatlah parah dan harapan hidupnya sangat tipis. Cesar mengunjungi Letnan Paris sebelumnya dan pada saat itulah Cesar sadar bahwa Letnan Paris ternyata bisa begitu peduli kepada India. Sepertinya, India telah menempati ruang istimewa di hati sang letnan yang diramalkan tidak bisa mencintai selamanya itu. Mungkin, India memang istimewa. Mungkin wanita itu memang ditakdirkan menjadi perempuan yang bisa menaklukkan hati Letnan Paris.
Namun... di situasi seperti ini, jika sampai India tak mampu bertahan dan kehilangan nyawa, apa yang akan terjadi kepada Letnan Paris? Mampukah Letnan Paris bertahan untuk tetap waras? Atau jangan-jangan, sang letnan akan lepas kendali dan benar-benar menjadi psikopat gila yang harus diikat dan dikurung di ruang bawah tanah di dalam penjagaan ketat, karena berbahaya bagi masyarakat?
Ketika berada di persimpangan lorong rumah sakit, Cesar pun menimbang-nimbang sebelum memutuskan melangkah maju. Jenderal Akira, dengan alasan khusus, telah mengeluarkan maklumat untuk memberikan kuasa penuh kepada Cesar untuk memimpin jalannya penyelidikan kasus ini. Tentu saja, keputusan Jenderal Akira itu sudah didasari oleh pertimbangan yang saksama. Jenderal Akira jelas menugaskan Cesar untuk melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya, supaya Cesar bisa memberikan keputusan yang adil menyangkut semua pihak yang terlibat dalam insiden ini.
Dan tentu saja, ini adalah tugas yang sulit. Terlebih lagi, sangat susah menjaga objektivitas ketika kasus yang dia tangani adalah kasus yang menyangkut orang-orang yang dekat dengannya. Namun, Cesar tahu bahwa Jenderal Akira memberinya tanggung jawab ini karena sang jenderal percaya pada kemampuannya. Karena itulah, dia tak akan menyia-nyiakannya. Cesar sudah membaca laporan lengkap mengenai semua insiden yang saling sambung menyambung layaknya benang kusut yang terjadi saat ini. Oleh karenanya, sekarang dia bingung akan ke mana dia melangkah. Dia baru saja melihat kondisi India dan setelahnya, dia tak tahu hendak menuju ke mana. Ke kiri adalah tempat Seville dirawat dengan penjagaan militer hitam yang ketat. Sementara yang kanan adalah arah di mana Yaman dirawat akibat luka tembak yang dideritanya saat perselisihan antara Oman, saudara kembarnya dan dokter Frederick. Yaman dan Oman adalah dua orang yang berperan penting dalam seluruh peristiwa ini. Mereka adalah penyelidik nomor satu di After Earth. Namun, Oman memilih membalaskan dendam kedua orang tuanya dan menjadi perusak rencana dan Yaman memilih memihak kepada After Earth dan mengorbankan dirinya untuk melindungi dokter Frederick, demi mencegah hukuman Oman, saudara kembarnya, bertambah semakin berat.
Setelah berpikir beberapa lama, Cesar pun melangkah menuju ke arah tempat Seville dirawat. Yaman masih belum sadarkan diri meskipun kondisinya sudah lumayan membaik dan masa kritisnya sudah terlewati, jadi kedatangan Cesar ke sana mungkin malahan akan mengganggu pemulihan lelaki itu. Dia memastikan dalam hati untuk mengunjungi penjara tempat Oman, saudara kembar Yaman ditempatkan setelah pulang nanti. Sementara mengenai Seville, sesungguhnya sama saja karena Seville juga belum sadarkan diri akibat obat bius yang sengaja disuntikkan kepadanya untuk menjamin keamanannya dan keamanan orang lain yang ada di sekitarnya. Akan tetapi, ada Madrid di sana yang sudah jelas akan mendampingi Seville dan Madrid adalah salah satu saksi yang cukup penting dalam insiden ini.
“Madrid.” Cesar akhirnya memecah keheningan ruangan itu dan membuat punggung Madrid menegang, pertanda bahwa lelaki itu mendengar panggilannya.
Perlahan Madrid menolehkan kepala. Wajah lelaki itu tampak pucat dan kuyu, sementara itu, lingkaran hitam mengerikan mulai terbentuk di wajahnya, membuatnya terlihat menyedihkan.
“Tuan Cesar.” Madrid menyahuti perlahan. Tak ada keterkejutan di wajahnya, seolah-olah Madrid sudah menduga bahwa akan datang orang untuk menginterogasinya menyangkut seluruh insiden ini.
“Keluarlah dulu ke ruang tunggu. Aku ingin bicara denganmu.” Cesar memberi isyarat kepada Madrid supaya mengikutinya, dan ketika dia sampai di ruang tunggu yang dijaga banyak penjaga itu, dia memerintahkan semua orang keluar ruangan. Setelahnya, Cesar pun duduk di sofa dan menunggu Madrid keluar dari tempat Seville dirawat.
Ketika Madrid keluar, Cesar langsung menunjuk kursi dan menyuruh Madrid duduk. Lelaki itu tampak patuh dan menurut, duduk di kursi yang ada di hadapan Cesar.
Mata Cesar mengawasi Madrid dengan tajam. Sungguh, mereka semua tentunya tak menyangka bahwa kesetiaan Madrid selama ini, ternyata bukan ditujukan kepada Jenderal Siberia, tetapi ditujukan kepada Seville. Yah, ketika hati sudah dikuasai cinta, manusia terkadang kehilangan logikanya. Seperti India yang bisa-bisanya mencintai orang gila seperti Letnan Paris, Madrid pun mencintai Seville dalam kondisi apapun tanpa pamrih.
“Kau tahu apa yang akan terjadi selanjutnya setelah ini, bukan?” Cesar memulai percakapan dengan pertanyaan.
“Dokter Frederick sudah menjelaskan garis besarnya kepada saya. Dokter Frederick bilang bahwa karena Seville adalah penerima serum regenerasi pertama dan kondisinya langsung menurun menandakan efek serum regenerasi tak bertahan lama, maka Seville akan berada di bawah tanggung jawab pihak rumah sakit sampai dengan dia dinyatakan sembuh benar dan seluruh observasi menyangkut efek serum regenerasi diselesaikan.” Madrid mengangguk dan menghela napas panjang, tampak berat ketika melanjutkan perkataannya. “Lalu, setelah Seville sembuh, maka dia akan... menghadapi pengadilan.”
“Ya. Pengadilan. Kau tentu tahu bahwa hukum terhadap pembunuhan di After Earth sangat berat, bukan? Apalagi, terlepas dari dugaan pembelotan yang dilakukan oleh Jenderal Siberia, Jenderal Siberia yang dibunuh oleh Seville adalah Jenderal yang disegani dan merupakan pahlawan dan salah satu penyokong berdirinya After Earth.” Cesar menatap ke arah Madrid dengan tajam, berharap lelaki itu mengerti makna kata-katanya. “Masalah menjadi lebih kompleks karena Seville dinyatakan mengidap gangguan jiwa ketika insiden itu terjadi.” Cesar melanjutkan kata-katanya dengan hati-hati. “Kau tahu, apapun yang akan menjadi hasil dari pengadilan ini akan menentukan hukum di After Earth yang menyangkut tentang kebebasan terhadap orang dengan gangguan jiwa. Letnan Paris adalah sahabatku, karena itulah, masalah ini penting untukku.”
“Saya mengerti.” Madrid tentu saja paham. Jika Seville diputuskan bersalah karena alasan kegilaannya sehingga akhirnya lepas kendali dan membunuh ayahnya sendiri, maka Letnan Paris, sebagai orang gila yang mendapatkan keistimewaan kebebasan akan terkena imbasnya. Kasus Seville akan dijadikan contoh dan pelajaran bahwa orang gila itu berbahaya dan tak boleh dibebaskan, dan kemungkinan besar, Letnan Paris juga akan kehilangan kebebasannya dan berakhir di penjara seumur hidupnya karena dianggap berbahaya bagi masyarakat.
Mata Madrid kemudian menatap ke arah Cesar, dan lelaki itu kemudian memutuskan untuk mengajukan pertanyaannya dengan sungguh-sungguh.
“Anda ingin saya melakukan apa? Jika saya bisa membantu, maka saya akan membantu.”
Itu adalah jawaban yang memang diinginkan oleh Cesar untuk meluncur dari mulut Madrid. Karena itulah, Cesar langsung menyeringai puas.
Mata Cesar berkilat kemudian ketika lelaki itu memajukan tubuhnya dan berucap dengan suara rendah. “Ya. Kita akan saling membantu. Jika rencanaku berjalan sempurna, maka kita bisa memberikan penyelesaian yang adil bagi semua orang. Namun, untuk saat ini, berharaplah bahwa India akan baik-baik saja, dengan begitu, Letnan Paris pun akan berkompromi,” ucap Cesar kemudian.
***
Sairaakira
Penulis