0 MDPL – HARDCOVER
Buy This Book

Deskripsi

Penulis: Nurwina Sari 
ISBN: Sedang diajukan
e-ISBN: Sedang diajukan

Kertas: Bookpaper 52 Gram

Ukuran: 13 x 19 cm / Doff

Jumlah Hal: BW 302 Halaman

PROLOG
 

Sedang apa perasaan di dalam diri manusia? Apakah ia ingin jadi kebahagiaan yang tak terhingga? Atau ingin jadi sebuah luka yang lama sembuhnya? 

Bersama seseorang, bersama waktu, kita tumbuh. Kita merasakan tawa, sedih, marah, kecewa, bahagia, dan banyak yang hanya sesaat. Hidup memberi banyak hal. Menyebalkan atau menyenangkan, semoga kita masih lebih hebat untuk memaknainya. 

Kepada semua yang hidup dalam harapan, masihkah berjuang?

Kepada yang diinginkan setinggi langit, masihkah sama?

Kita tidak perlu kecewa yang berlebihan, ya? 

Rangga menatap foto pertunangan itu dengan senyum yang dipaksanya ada. Kepalanya terasa berat dan berdenyut. Ada sakit di bagian dada dan ulu hati yang menjalar di seluruh tubuhnya. Ada bagian dari diri Rangga yang sedang tidak terima. Ada hal-hal yang juga membuatnya jadi manusia paling kalah. Amukan dahsyat yang dibendungnya terus murka. Suara tawa yang meremehkan juga meliputi. 

Akhirnya, manusia yang disukai dengan amat itu, tidak menjadi sebuah takdir. Haha. 

Bukan Rangga, laki-laki yang memakai jas dan sedang merasakan indahnya momen di foto itu. Bukan Rangga, yang akan hidup selamanya dengan Andini. Bukan Rangga, yang dipilih dan berhasil. 

Andini

Selamat jadi milik orang lain

Rangga berucap banyak hal di dalam kepalanya. Kalimat-kalimat itu disusunnya sebagai ucapan mesra yang tidak indah darinya. Ah, andai Andini bisa mendengar semuanya.

“Selamat tidak bisa dimiliki sampai kapanpun lagi, An.” 

“Selamat hidup di senang yang tidak ada gue.”

“Selamat bahagia di orang tepat versi lo.”

Padahal lucu sekali. Kemarin, Rangga sudah membayangkan bahwa dirinya akan jadi manusia yang hidup bersama Andini selamanya. Rangga sudah membayangkan keindahan-keindahan lainnya dengan pujaannya itu. Tapi ternyata, ada manusia yang hanya berada pada bagian mengagumi saja, bukan memiliki. 

Rangga menatap perempuan yang sedang memakai gaun putih yang cantik itu. Matanya, hidungnya, mulutnya, semuanya indah. Kemudian, dikenangnya apa-apa yang sudah, hal-hal yang dahulu tersusun sebagai janji, dan rencana. 

Terima kasih untuk cinta yang sebentar itu, sang kekasih, pujaan, istimewa.  

Setelah acara senang, selanjutnya adalah acara lupa. Tapi, Rangga penasaran. Memangnya manusia akan berhasil? Apakah yang dicintai, akan jadi yang tidak diinginkan suatu hari? Bagaimana manusia bisa melupakan cinta terbaiknya? Siapa yang bisa? 

Kira-kira berapa lama Rangga akan melupakan Andini? Seratus tahun? Rasanya terlalu singkat, ya? 

***

Nurwina Sari 

Penulis